Katakanlah Dengan Jujur

      Jujur hatiku bimbang pada sikapmu yang tiada lain suka berubah-ubah. Kadang kala kamu bisa selenbut kapas, kadang kala kamu bisa menjadi orang terketus yang perrnah aku kenal. Kamu seakan menjadi penjagaku tapi juga bisa seakan menjadi mimpi burukku. Kamu memiliki ragam sisi yang tak pernah bisa kuterjemahkan satu-satu. Kamu dengan segala rahasimu bisa menjadi asing di waktu yang sama.

Kadang aku heran kenapa kamu tak segera pergi jika nyatanya kamu tak mau menetap, kenapa tak berkata jujur jika aku hanya sebagai tempat persinggahanmu semata?

Apa yang kamu tunggu? Bukankan jika mengatakan jujur akan membuat situasi ini lebih jelas? Aku tak perlu ragu untuk menyeduhkan apa kepadamu. Kopi atau teh. Tak perlu pusing dan gemash jika tingkahmu berubah setiap detik. Tak perlu cemas tentang kepergianmu yang akan mendadak itu.

Cobalah katakan dengan jujur apa yang kamu mau dariku? Persinggahan atau rumah?

Tidak usah muluk-muluk menjejaliku kata-kata manis. Tidak usah pula memberiku kesaksian-kesaksian palsu tentang cintamu jika memang kamu tak cinta. Untuk apa kamu menyogokku sedalam ini jika akhirnya aku hanya pelampiasan marahmu pada masa lalu yang tak kunjung mau usai itu?

Komentar